Tuesday, February 2, 2016

KUPINANG


 
Kupinang juga akhirnya kerlinganmu dengan enam kumpulan sajak
jika itu tetap tidak meninggalkan jejak bagimu maka biarkan aku mencumbu bibirmu sampai pagi
hingga kau tidak sanggup hidup tanpaku.

Kupinang juga akhirnya senyummu dengan satu decade cerita dan prosa filosofi kopi
Jika itu tetap tidak cukup bagimu biarkan aku memelukmu mesra sampai beku yang kau pasang hilang di pelupuk matamu 
hingga kau selalu membutuhkanku

Aku tidak akan lelah
Tidak akan pernah
Akan kunyanyikan ribuan lagu pantai dan lautnya untukmu setiap hari
meski kau mendustai riaknya
aku tidak akan berhenti
tidak akan pernah
Akan kurenungi jejak-jejak perjalanmu sampai kutemukan kau seutuhnya dan kubawa pulang bersamaku
meski kau kadang menghindarinya

Kupinang juga akhinya seluruh tubuhmu dengan seluruh tubuhku
Kupersembahkan hatimu juga hatiku
Kuinsyaratkan makna keraguan diatasnya agar kau mengerti sebelum kupersembahkan hatiku aku ragu pada hatiku sendiri
tapi dengan bangga kukibarkan bendera kemenanganku sambil kuhias kecemasanmu dengan ribuan bunga mawar
Tidak ada lagi alasan bagimu untuk tidak bersamaku, sayangku

MAMPUKAH AKU BERTAHAN DIATAS TAHTA DIRIKU SENDIRI



Menaruh harapan setinggi mungkin
berharap takdir ini indah
Tak ingin jika waktu membawanya ke utara
Dan beku…

Mimpi sampai ke ubun-ubun
Saat senja bercerita gelap
disana jari bertasbih
Mimpi akan jadi bintang hati

Malam gelisah
Tidak mampu membendung resah
Khawatir takdir tak sampai
dan jatuh
di lembah kecewa

Waktu berputar gelisah ini meradang
menjadi luka…
Mimpi jadi debu
diterbangkan angin keluar angkasa
Hilang
Tanpa jejak
Batin dan mimpi
Beradu mencari sisa-sisa keindahan
di lembah  kecewa ini
Mampukah aku bertahan
Diatas tahta diriku sendiri

UNTUK SIAPA



Kuciumi aroma birahi disetiap cahaya bulan
kukoyak rindu penuh kecemasan
Sambil mencari kekasih
aku menjilati angkasa
merasakan sisa-sisa percintaan

‘’Dalam tangis nostalgia
kukosongi setiap kotak-kotak titipan
yang isinya masih dipertanyakan
cintakah ataukah bom waktu
yang siap meledak saat kau tekan nun jauh’’

‘’Gemetar seluruh badan
memikirkan bintang-bintang yang beterbangan
Kuasa Tuhan atas setiap cinta dibumi
termasuk yang terpendam
akankah tetap jadi rahasia
seperti keluasan langit berujung atau tak berujung’’

Disini cinta itu lahir
di tanah para Daeng
Setelah sekian lama berkenala
menjelajah benua

Ketika mawar mengakari hati
Kulepas muram cemas terasa
Ini rinduku untuk siapa
Kau yang tak kukenal entah dimana