‘’Di bawah bulan merah
mimpi jadi darah
tak mampu terbawa kemana hati mengeja
karena raja hanya main-main diatas tahta’’
Bait-bait
derita mengalir sepanjang sungai
tak mampu
mengabarkan duka pada kuasa
kata-kata perih terangkai tak henti di
setiap pantai
tak mampu menjelaskan prahara pada
singgasana
‘’Dibawah bulan
merah
kusalin kembali catatan kemarin
dengan tinta hitam
seirama warna malam
tak mampu kubaca
setiap perkataan’’
Etika masih saja mengais kehidupan
mencerna derita dari ribuan pesakitan
tak mampu memberi kepastian
tentang kebenaran
‘’Dibawah bulan merah
masa kanak-kanak terlewati dengan mudahnya
tak perlu duduk dibangku sekolah
mimpi pun jadi mimpi saja’’
Matahari berganti
Lampu merah jadi kekasih
Matahari berganti
Bintang-bintang jadi pelita hati
Langit dan bumi rumah seribu penghuni
Tak ada lelucon disini
Tak ada penghibur hati
Tak ada ruang tamu disini
Hanya tawa kecil teriring perih
‘’Dibawah bulan merah
bahasa ibu hilang sudah dimakan norma
para raja’’
Sebagian jiwaku terbawa ombak kepulau anta berantah
Tak mengenal asa hanya pasrah
Hilang aku di negeriku sendiri
‘’Dibawah bulan merah
digelanggang sepi berwarna senja
aku belajar
bahagia dalam kemiskinan’’
Sejarah, Inilah Aku!
Yang lupa kau
tulis dalam baitmu
No comments:
Post a Comment