yang datang di senja sore sambil membawa sebongkah
cinta
Masih ingatkah, ia kutolak mentah-mentah
Karena kulihat kau membawa nama-nama pahlawan
Kau pernah bilang , tak ada cinta tanpa perjuangan
Karena itu kutolak dia
Sejarah, kujelajahi bangku kuliah
sambil bercakap-cakap kau menyebut satu nama
Namaku, kau bilang aku akan jadi panglima
Aku hanya tersipu
Sejarah, 10 tahun telah berlalu
Aku benar jadi panglima
Tinggal di gedung mewah
Punya seribu penjaga
Sejarah, Aku rindu
dimana kau simpan senja terindah
Apa kau membawanya pulang?
Untuk apa?
Kembalikan, aku ingin mengenangnya lagi
Sejarah, kau kemana?
Aku musafir telah berhenti di oase yang kau bilang
sangat rawan
Tapi aku lupa rawan karena apa?
Sejarah, mengapa kau tertunduk
‘tak adakah kisah pahlawan hari ini?'
Sejarah,
mengapa kau pergi lagi?
Tanpa sepatah kata
Sejarah, orang-orang berdebat tentang kau
Mereka menghina dan merendahkanmu
Aku tak terima
Sejarah, saat aku membelamu
Aku gemetaran tanpa kata
Ada sesuatu yang mengganjal membuat lidahku gugup
tak berdaya
Aku panglima dilarang bicara
Aku panglima dilarang terluka
Aku panglima hanya bisa menyaksikan kau merana
Sejarah, kutahu kau tak menerima kata maaf
Tapi, maafkan aku
Sejarah ‘’Musafir tidak pernah kalah, jalan apapun
yang ia lalui’’ lirihmu menghunus jantungku
Aku terpaku
Oase rawan itu adalah diriku sendiri bukan!
Sejarah, tulis
aku disenja yang paling terang
‘’Sang Panglima
Gagal’’
Biar jadi
tontonan
No comments:
Post a Comment