Tuesday, August 25, 2015

KEPADA KAWAN

Malam menggerigi memecah keheningan
Katamu wajah Negeri semakin muram
Cahaya emas di timur telah hilang
Anak-anak meratap lampu jalanan
Pemuda desa tak kerja tak berpendidikan
Aku hanya diam tak mengerti apa-apa
Kau menunjuk senja diwarna yang paling suram
‘itu adalah warnaku, warnamu juga’ katamu dingin menghanyutkan

Malam menderai menyesaki tahta kerajaan
Katamu para panglima sedang rapat darurat
membahas cinta dan peradaban
tapi cinta itu sendiri lebur diantara peradaban
Para raja sudah tak tahu kemana arah yang ditunjuk bersama
Mereka hanya mengira-ngira sambil mempermainkan kekuasaan
Aku terpaku melihat kau terpaku
Begitu dalam aku hanyut dinadimu

Aku ini embun pagi yang berangkat sebelum fajar diantara pepohonan
Sementara kau sang elang yang terus mengamat lalu tiba-tiba menyerang
Kita berbeda

Kau berlari dijalanan
Aku mendaki pegunungan
Suaramu melengking di depan gedung-gedung pemerintahan
Aku bersenandung lagu pantai sambil menikmati aroma lautan
Kau bilang Tanah Air Merana
Aku bilang Tanah Air Merindu
Kau bilang Tanah Air Mati Rasa
Aku bilang Tanah Air butuh Asa
Kau bilang bahasa daerah hilang dimakan undang-undang
Aku bilang bahasa Ibu hilang dimakan zaman
Kau bilang negeri butuh ruang keadilan
Aku bilang negeri butuh sajadah panjang
Aku tersipu kau tersipu
Kita menjadi dua kapal yang berpapasan
banyak perbedaan
tapi jalan ini sama
untuk Negeri Tersayang

Kala matahari bersinar di khatulistiwa
Kau bangkit dan mengulurkan tangan
‘’Hanya satu jalan menuju impian. Lakukan pembebasan!’’

Kala senja makin dingin diambang lautan
Aku bangkit dan mengikuti langkahmu
‘’Hanya satu cara menggapai impian, Gabungkan kekuatan!’’

Biarkan aku mengenalmu
Seperti aku mengenal kekasihku
Kawan!

VideoYoutube

No comments:

Post a Comment