Samalona!
Ia
pergi, mengapa kau tak menahannya?
Aku rindu
sesaki dada
Kekasih hati
jauh berkelana
Wajahmu selalu
terbayang
Ah, kadang samar
Dibawah rembulan
bahkan kau sudah tak kelihatan
Aku mulai
bingung
Bagaimana lagi
aku harus menjaga cinta ini
Sedang api
dihatiku perlahan padam
Meski kuselimuti
dengan ribuan telapak tangan
Kembalilah,
sayangku
Sebelum cintaku
habis dimakan waktu
No comments:
Post a Comment