Aku
ingin kembali
seperti
kanak-kanak
Saat
kau dan aku pertama kali jatuh cinta
Kita
mengais-ngais rasa sayang
Dibawah
jembatan gantung
Pertama
kali kucumbu bibirmu mesra
Walau
rasa itu dipertanyakan
Cinta
atau nafsu remaja belaka
Dengan
warna gemerlapan
bulan,
jalan raya dan kendaraan yang berlalu lalang
menembus
raga dan membakar gairah
Kita
telanjang dan saling memandangi diri
dengan
alasan kesetiaan
Kita
memulai percintaan yang asing
yang
begitu menggairahkan
Saat
hendak kucumbu bibirmu
Saat
jemariku mulai nakal meraba punggungmu
Angin
tersedu
Aku tersentak
Waktu
begitu dingin
menjalar
persendian
Kulempar
kembali pakaianmu
Kupasang
pelan-pelan
Sembari
memenjarakan birahiku
Tepat
ditanah pijakan lututku
Seperti
seorang pendekar dimedan perang
Waktu
adalah keniscayaan dan tak pernah renta
Pedang
terus dihunus dan tak pernah menyerah
Kita
mengikis-ngikis kehidupan
Memainkan
kecemasan
Melawan
sepi bersimbiosis dengan ruang
Masa
kanak-kanak berakhir setelah itu
Kau
dan aku tak memiliki kisah lagi
Malam
terus larut
Nyanyian
surgawi seruling firdaus makin melenting
menyayat
pesakitan
Rindu
tetaplah rindu butuh pengobatan
Mungkinkah
ada jalan pertemuan?
Masa
kanak-kanak manis tapi berakhir juga
Aku
hanya mengenang kembali
Ciuman
bibirmu
yang
belum usai dikecup bibirku
No comments:
Post a Comment