Embun masih saja
resah
memikirkan kau
yang terus saja terdiam
Sayang, berapa
kali kuharus katakan, setiaku
Malam diam-diam
beranjak dari perapian
mengusir
keraguan tapi keraguan yang kau pasang begitu kuat
Jika cintaku
memang meragukanmu, mungkin itu memang salahku
tapi
biarkan aku menjelaskan jejak dan sajak yang kau sangka aku berkhianat di
dalamnya
Pagi
gemetar merayu mentari untuk kembali
Apakah
kau tahu? Aku membutuhkanmu melebihi diriku sendiri
Jika
kau masih saja meragukanku, biarlah
Aku
akan diam sama seperti diammu
sambil
menanti rembulan yang sama saat kau jatuh cinta padaku
Lihatlah
kembali bagaimana aku mencintaimu
Tidak
ada kepalsuan apalagi dusta didalamnya
Jika
itu masih belum cukup
Belahlah
dadaku
Aku
kesepian
Dibawah
rerimbunan gunung-gunung aku terlentang kesakitan
Dibatas
senja antara jingga dan purnama
Kau
sulam namaku bertaut namamu
Sampai
sekarang kusimpan itu
Sayangku,
ini sajak pengakuan setiaku
No comments:
Post a Comment