Kau terbahak
menyeka cemas
mengartikan
logika adalah keahlianmu
Kadang
kau menjelma filsuf
mengartikan
cinta sebagai kebebasan
Terkadang
pula kau menjelma sastrawan
berucap
cinta menggetarkan hati
tapi
kau lebih sering menjelma jendela
disitu
aku betengker melihat seluruh dunia
Waktu
berakhir disudut senjamu
bersama
tawa yang hampir habis
meski
tanpa oksigen
kau
bernafas dengan rumus-rumus
meski
tanpa hemoglobin
kau
berdetak dengan huruf-huruf
Mengejar
detik per sekon
Berlari
terus ke impianmu
Kau
tahu pasti kemana hatimu akan berlabuh
meski
ada rasa khawatir
Kalau-kalau mimpi berakhir diujung malam
Kau
berkelabat di setiap buku-buku
Bermain
dengan zat-zat kimia
Menguji
bermacam hipotesis
Kau
bersimbiosis dengan matahari dan melakukan fotosintesis
Hanya
kau yang berani melakukan perjanjian dengan matematika
Hanya
kau yang berani menunjuk berjuta bintang dan menulisnya di atas mimbar
Kaupun
mengutuk kegelapan bersama ribuan kecurangan
Aku
salut padamu
Sekaligus
iri
Iri sekali
Kau mengejar mimpi keutara sampai ke selatan
Tak peduli timur dan barat
Perempatan
atau pertigaan
Kau
tahu segalanya
Kau luar biasa
Sambil duduk diatas meja
Aku mengeja cinta dan nakal memikirkan hatimu
Adakah aku sebagai bagian dari cita-citamu?
No comments:
Post a Comment