Tuesday, February 2, 2016

MIMPI



Kau terbahak menyeka cemas
mengartikan logika adalah keahlianmu
Kadang kau menjelma filsuf
mengartikan cinta sebagai kebebasan
Terkadang  pula kau menjelma sastrawan
berucap cinta menggetarkan hati
tapi kau lebih sering menjelma jendela
disitu aku betengker melihat seluruh dunia

Waktu berakhir disudut senjamu
bersama tawa yang hampir habis
meski tanpa oksigen
kau bernafas dengan rumus-rumus
meski tanpa hemoglobin
kau berdetak dengan huruf-huruf

Mengejar detik per sekon
Berlari terus ke impianmu
Kau tahu pasti kemana hatimu akan berlabuh
meski ada rasa khawatir
Kalau-kalau mimpi berakhir diujung malam

Kau berkelabat di setiap buku-buku
Bermain dengan zat-zat kimia
Menguji bermacam hipotesis
Kau bersimbiosis dengan matahari dan melakukan fotosintesis
Hanya kau yang berani melakukan perjanjian dengan matematika
Hanya kau yang berani menunjuk berjuta bintang dan menulisnya di atas mimbar
Kaupun mengutuk kegelapan bersama ribuan kecurangan
Aku salut padamu
Sekaligus iri
Iri sekali

Kau mengejar mimpi keutara sampai ke selatan
Tak peduli timur dan barat
Perempatan atau pertigaan
Kau tahu segalanya
Kau luar biasa

Sambil duduk diatas meja
Aku mengeja cinta dan nakal memikirkan hatimu
Adakah aku sebagai bagian dari cita-citamu?

       




No comments:

Post a Comment